Satu Bulan Hidup di Jogja

Baru sehari memutuskan untuk buat travel writing challenge di blog ini, udah dilanggar aja di hari kedua. Memang susah benar diri ini kalau disuruh konsisten tuh! Jadi untuk melunasi hutangku itu, bakal aku rangkum perjalananku selama di Jogja.

(Source: dokumentasi pribadi)


Mari kita mulai!


Transportasi

Selama di Jogja, aku lebih banyak menggunakan BST/teman bus dan TJ. Walaupun kadang harus menunggu 20 menit untuk mendapatkan bus. Rutenya sangat mudah untuk dipelajari, apalagi untuk aku yang benar-benar pertama kali menggunakan transportasi umum semacam ini. Teman bus dan trans jogja itu beda ya, beda pengelolanya. Jika menggunakan trans jogja dan melakukan transit atau ganti bus, cukup membayar satu kali saat naik di bus pertama. Tetapi jika menggunakan teman bus, harus melakukan tap-in setiap berpindah bis -- saldo tidak akan terpotong selama 90 menit sejak pembayaran pertama. Kecuali jika membayar menggunakan qris, diharuskan membayar lagi setiap ganti bus.

Aku juga sempat mencoba KRL dengan rute Jogja-Solo, sangat nyaman dan mudah. Tiket bisa dibeli di GoTransit di aplikasi Gojek. Jadi berpikir, kapan ya kotaku ini ada transportasi umum seperti di Jogja? Kediri kan kota terkaya, katanya.


Mie Ayam

Mie ayam di Jogja tuh banyak banget, dan hampir semua memiliki rasa manis. Nah, dari sekian banyak yang aku coba. Ini tiga mie ayam terbaik, menurutku.


Mie Ayam Pak Yono

Ada di jl. Hayam Wuruk, sekitar 800m dari Stasiun Lempuyangan. Satu porsinya hanya 10 ribu saja. Sudah dapat pangsit, ayamnya pun melimpah. Mienya tipikal yang besar-besar ya. 

(Source: dokumentasi pribadi)


Mie Ayam Pak Sarmintul

Kalau kamu warga Jogja atau lagi tinggal di Jogja, kayanya udah tau dengan mie ayam yang satu ini. Dia sudah ada beberapa cabang di Jogja, pun memiliki branding dan marketing yang bagus. Mie ayam pak sarmintul memiliki beberapa varian. Kalau yang aku pesan ini MieYamLur. Mie ayam ini tidak terlalu manis seperti mie ayam di Jogja pada umumnya.

(Source: dokumentasi pribadi)


Mie Ayam Pak Kliwon

Mie ayam ini terletak di depan Jogja National Museum. Untuk rasa cenderung gurih manis, pansitnya sangat lembut. Kalau disini minusnya hanya tempat duduknya saja yang sangat terbatas.

(Source: dokumentasi pribadi)



Cafe

Selama di Jogja, aku lebih banyak mengunjungi cafe-cafe yang ada. Dan mostly, cafe yang nyaman untuk bekerja dan bisa di akses dengan BST serta TJ. Tiga cafe terbaik menurutku adalah sintesis coffee and space, estuary cafe, dan svarga flora coffee and plants. Untuk cafe-cafe ini bakal aku jelaskan di tulisanku berikutnya ya.


Artjog

Sebuah keberuntungan, untuk pertama kalinya aku bisa melihat Artjog. Harga tiket masuk normalnya 70rb, tetapi aku dulu beli saat masih presale seharga 50rb. Volunteer disana sangat ramah, mampu menjelaskan secara detail dan tentunya secara sukarela menawari untuk memfotokan aku. Hehe

Karya seni yang ditampilkan sangat banyak, dibagi menjadi tiga lantai. Menurutku, karya seni yang ditampilkan rata-rata seram.


(Source: dokumentasi pribadi)

Jalan-Jalan Jajan

Jalan-jalan jajan ini diprakarsai oleh mbak Wati dan mas Azwar. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu. Sesuai dengan namanya, jalan-jalan jajan ini umumnya menyusuri perkampungan. Dengan ikut ini, aku jadi memiliki banyak teman baru dan sedikit lebih mengerti jalanan Jogja. Sayang sekali aku hanya bisa ikut satu kali saja. Lain kali semoga bisa ikut kembali.



Sekian rangkuman perjalanan sebulan di Jogja. Suatu saat nanti, akan ke Jogja lagi untuk belajar. Semoga.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama