Memeluk Kesepian

 Memeluk Kesepian



Ada satu pertanyaan menarik yang kutemui hari ini. Seberapa kesepiannya dirimu? Iya, disini adalah diriku.

Aku bekerja dengan sistem WFA. Jadi bisa dibayangkan gimana kesepiannya bekerja tanpa berbaur dengan orang. Hanya ditemani musik setiap harinya. Ditambah ngga punya pasangan, ngga punya teman chattingan (pada dasarnya aku tidak suka chattingan), pun ngga dekat dengan siapa-siapa. Hampa aja pokoknya.

Aku masih kuliah semester 5. Selesai kelas, selalu pergi duluan karena masih ada tanggungan pekerjaan. Hal inilah yang membuat adanya tembok antara aku dan teman-teman. 

Bagiku, kesepian sudah menjadi teman. Atau mungkin aku aja yang udah berdamai dengan kesepian, entahlah..

1. Aku sering diposisi ngga tahu harus mengajak siapa untuk minta ditemani ngopi. Pada akhirnya, selalu berangkat sendiri dan bekerja disana. Asli, ini kegiatan yang kusuka dan masih kulakukan hingga detik ini. 


2. Seminggu sekali, aku rutin duduk di taman. Bengong aja gitu sambil memperhatikan orang-orang yang datang bersama teman, pasangan, maupun keluarga. 

3. Kemana-mana pergi sendiri. Nonton, belanja, makan, dan hal lainnya. Belakangan suka mengunjungi tempat-tempat baru, tempat makan, dan lain-lain. 

4. Pernah berbulan-bulan deactive sosial media dan ternyata tidak ada yang peduli.

5. Sering menangis. Biasanya karena muak dengan hidup, kesepian, bener-bener ngga tau harus ngapain kalau hilang semangat.

6. Tidak merayakan ulang tahun. Pertama, karena menganggap itu tidak terlalu penting. Kedua, karena memang tidak ada yang peduli.

7. Sudah tidak mempunyai hobi. Dulu suka menggambar dan mendaki. Menggambar bukan hal yang menyenangkan lagi. Sedangkan untuk mendaki adalah sebuah kemustahilan karena keterbatasan waktu dan tidak ada teman yang bisa diajak.

Beberapa hal di atas memang membuatku berpikir bahwa hidupku menyedihkan. Namun, karena hal-hal tersebut terjadi berulang-ulang, membuatku untuk tidak peduli dengan rasa kesepian. Aku mencoba memanfaatkan kesendirian untuk lebih produktif hingga banyak yang menganggapku terlalu over dalam bekerja. Padahal, itu adalah caraku agar tidak merasa dan meratapi rasa kesepian.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama