Menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa, di tahun ini.
Jadi gini, aku udah tau kalau Dzawin itu random orangnya, tiba-tiba kesana, tiba-tiba kesini. Tiba-tiba bikin ini, tiba-tiba bikin itu. Dan tiba-tiba mendadak berdendang di Malang.
Aku itu sangat menghindari acara-acara di Malang, karena buruknya transportasi umum Kediri - Malang. Tapi gara-gara reply dari mbak Inayah— komika asal Tulungagung. Tanpa pikir panjang aku langsung beli tiket di jam itu juga. Dan akhirnya kita janjian untuk ketemue langsung di venue.
Aku tahu, harusnya aku tidak berekspetasi secara berlebihan terhadap sesuatu, ada beberapa hal yang tidak sesuai rencana dan berakhir buat kecewa. Dari awal berangkat, aku merasa hatiku benar-benar keruh, "kenapa ini kok begini?". Jadi, waktu berangkat ke venue aku tidak berharap apa-apa. Pun tidak berharap bisa foto bareng.
-
Aku berangkat ke venue sendiri, masuk dan pesan kaya orang hilang. Setelah selesai pesan minuman lanjut ngehampiri teman yang ternyata dia ada di barisan depan sendiri. Benar-benar di barisan paling depan. Waktu nunggu acara dimulai. Aku nyeletuk kalau takut di roasting. Oh dan ternyata beneran, berkali-kali aku kena semprot MC— komika Malang.
Sebelumnya aku memang update instastory dan langsung ditonton komika Malang, entah memang kebetulan atau sudah direncanakan. Karena yang kutahu, Kediri itu selalu jadi bahan materi standup Malang. Tentu saja karena logat-logatnya. Dan pas banget kan aku orang Kediri?
Acara dibuka oleh MC—Fajar Mukti. Dilanjutkan dengan dance, pembacaan puisi, lalu nyanyi bersama. Tentu saja semua penampil itu adalah komika Malang— dan tentu saja lucu.
Pukul 8 tepat, Dzawin keluar. Di tengah kerumunan penonton, Geral membukakan jalan untuk Dzawin tentu saja dengan gimmick kocaknya. Terkesan berlebihan, aku senang karena di notice Dzawin. Ditengah acara aku tiba-tiba menangis mengingat buruknya hariku dari pagi hingga sore. Sungguh hatiku diobrak-abrik di hari itu.
-
Jujur saja aku tidak hafal lagu-lagunya Dzawin, aku hanya fokus mendengarkan, menelaah lirik-liriknya— yang sangat menyentuh hati. Satu lagu yang kuingat-ingat, dia bawakan secara akustik karena ternyata lagu ini belum dirilis. Berjudul "berkaca", aku sangat menunggu lagu ini. Liriknya sangat relate denganku.
Wira datang, membacakan puisi ditengah-tengah nyanyian Dzawin. Dilanjutkan oleh penampilan Iksan Skuter. Aku lebih hafal lagu-lagunya daripada lagu Dzawin. :)
Acara selesai pukul 9 malam. Aku benar-benar kaget waktu Dzawin tiba-tiba keluar dan melayani penonton untuk berfoto bersama. Sungguh, malam yang sangat menyenangkan.
Posting Komentar