Doa Dua Manusia

Tiap kalimat yang kupanjatkan pada Tuhan menjadi harapan atas keselamatanmu dimanapun kamu berada. Kamu menjelma kesemuan yang nyata dalam pikiran, menjadi jantung dari semangatku sehari-hari. Nyatanya, itulah yang kujalani saat ini.


Betapa kata-kataku tidak bisa menggambarkan rasaku untukmu walau Allah masih merahasiakan kita. Tiap-tiap kalimat di lembar ini menjadi saksi ketabahanku menunggumu yang belum juga ada di depan mataku.


Kamu bisa menjadi siapa saja. Kamu mungkin laki-laki yang sedang duduk di kursi seberangku saat aku bekerja di cafe favoritku. Kamu mungkin laki-laki yang tidak sengaja berpapasan denganku di jalan. Atau kamu mungkin laki-laki yang masih dijaga Tuhan dari aku yang belum cukup berusaha.


Tahukah kamu bahwa terkadang aku mengira kamu berada di sekitarku? Kamu mungkin laki-laki yang duduk di meja sudut cafe favoritku. Kamu mungkin laki-laki yang berada di depan rak buku sains saat aku berada di depan rak buku fiksi. Atau kamu mungkin laki-laki yang masih dijaga Allah dari aku yang belum selesai dengan diri sendiri. 


Kamu manjadi salah satu hal yang kubicarakan dengan Tuhan di sepertiga malam terakhir.


Kamu menjadi salah satu hal yang kubicarakan dengan Allah di sepertiga malam terakhir. 


Betapa Tuhan tidak pernah lupa atas doa-doa yang kita panjatkan.


Betapa Allah selalu punya waktu yang tepat untuk menjawab doa yang pernah kita panjatkan.


Sungguh tak pernah sia-sia kepala kita menunduk paling dalam demi doa yang paling nyaring, kita akhirnya berhasil merayu Tuhan.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama