Lawan Kata Malam Itu Apa? Oh, Pergi

Kelana hati ini pernah menghasilkan hal-hal menyenangkan, walau akhirnya hanya sementara. Namun tak pernah sekalipun kukira aku akan menemukan seseorang sebagaimana dulu kuangankan. Hati selalu sepakat dengan kepala bahwa ini bukanlah dongeng, sehingga tidak akan ada hal-hal magis yang diwujudkan ibu peri. Mengenalmu membenarkan pernyataan itu. 


Kamu tidak akan percaya jika kukatakan kamu persis seperti seseorang yang ada di anganku selama ini. Mengenalmu seperti bertemu dengan seseorang yang tak kusangka ternyata nyata di dunia. Namun kurasa perasaanmu ketika mengenalku tidak semenyenangkan itu. Kali ini aku juga sepakat bahwa ini bukan dongeng, tidak mungkin ada Prince Charming untuk seseorang yang bahkan bukan Cinderella.


(Apa aku pantas? Apa aku cukup baik? Apa yang kamu rasakan? Apa yang kamu pikirkan soal aku? Apa kamu mendoakan yang sama?)


Kepalaku yang kemarin berbisik pada hati untuk tidak berekspektasi, hari ini meriuhkan suara-suara yang menanyakan hal-hal yang aku bahkan tidak tahu harus kemana mencari jawabannya. Doa paling tenang atau air mata paling deras sekalipun tidak berhasil mengbungkam. Aku berada dipersimpangan jalan. Antara berharap atau berserah, antara memperjuangkan atau mengikhlaskan. Barangkali di masa depan kehidupan akan terus memaksaku berada di persimpangan semacam ini, namun entah yang dipertaruhkan akan seberarti ini atau tidak.


Aku akan membiarkanmu berjalan menjauhiku apabila memang itu keputusanmu. Namun sekarang kamu masih disini, membiarkanku menebak isi hati dan kepalamu. Kuharap jika suatu hari nanti kamu ingin pergi, setidaknya ucapkan selamat tinggal walau akan ada hati yang tak selamat saat kamu tinggalkan. 

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama